2014-03-28

SATINAH BERDUKA

Apa keadilan itu? 

sampai kepalaku kuyup oleh deraan air kran, aku masih juga tak mampu mengartikannya. Satinah menjadi bahan omongan dimana-mana. ia dihujat sekaligus dipuja. baru saja kusaksikan senyumnya mengembang, bersama anak perempuannya dalam foto yg dimuat media berita online indonesia. ia tegar, cak. padahal aku tergugup tiap kali membayangkan akulah yang sedang terancam hukuman pancung. dua tahun ia diam. Ia hadapi semuanya sendirian. aku tahu ia lebih dari siap menghadapi kematian yang ditulis hakim pengadilan itu. karena aku, kami, adalah juga bagian darinya, maka itu kami membelanya. 

Sebab kami satinah, tahu bagaimana rasanya jadi budak, jadi seseorang yang dipaksa lupa bahwa dirinya manusia. aku tahu harga dirinya jauh lebih tinggi dibanding manusia paling terhormat di negerimu saat ini. ia tak meminta simpati pada siapapun, sebab ia tahu resiko apa yang akan ia terima di negeri seberang sana. karena ia terhormat, maka kami membelanya, semua orang yang tengah mengaku dirinya manusia itu boleh mencela sepuas mereka. seperti katamu, kami memang tak seharusnya minta belas kasihan pada orang yang telah menukar hatinya dengan jabatan sosial. 

Kami akan buktikan, satinah, kami, adalah manusia yang sepatutnya dimanusiakan. perkara keadilan, aku akan belajar, dari sejauh mana satinah bisa menghirup kehidupan. jika seminggu kemudian nyawanya meregang. aku harus percaya, keadilan hanya tinggal mitos yang ditanamkan dalam benak kanak-kanak kami.

0 komentar: